Rabu, 14 September 2011

menuju cahaya


DARI VATIKAN MENUJU SUDAN
Akhir perjalanan Panjang dari Seorang Pendeta Bernama Joustakin

Syeikh Zakariya Joustakin, seorang keturunan Italia dan berkebangsaan Sudan, bercerita tentang perjalanan hidupnya yang penuh dengan wejangan dan nasehat. Kisah ini merupakan suatu perjalanan yang membawanya keluar dari agama Kristen setelah ia melalui beberapa tahapan hingga mencapai tingkat seorang pendeta yang di utus langsung dari Vatikan dan atas perintah Paus. Ketika itu ia bertugas sebagai misionaris kristen yang melakukan penyebaran agama Kristen secara besar-besaran di Benua Afrika pada pertengahan tahun limapuluhan abad lalu. Ia ditugaskan di negara Sudan sebagai pengawas untuk gereja katolik sekaligus sebagai staf pengajar di sekolah-sekolah Kambuni …

Syeikh Zakariya datang dari Italia bersama-sama dengan sekelompok misionaris kristen yang diutus oleh Vatikan untuk Benua Afrika. Ia adalah salah seorang pendeta yang dipilih langsung oleh Paus untuk tujuan Sudan. Rombongannya mendarat pada tahun 1956 M, berbarengan dengan kemerdekaan negeri Sudan dan keluarnya Inggris dari negeri tersebut.

Berdasarkan pengarahan (dari Paus), ia bekerja sebagai pengawas bagi gereja Katolik di bagian Selatan pusat agama Kristen selama tiga tahun lalu pindah ke daerah Kardivan di kota Kosti, sebuah kota terkenal yang pada mulanya termasuk daerah Barat Sudan akan tetapi sekarang masuk ke wilayah al-Nil al-Abyadh.

Perjalanan Menuju Agama Islam

Pada mulanya ia, terlebih para pendeta lainnya, sangat kenyang akan selogan-selogan yang menganggap bahwa agama Islam adalah agama yang sangat salah terlebih ia adalah agama tanpa kemuliaan dan agama batil yang memasukkan dongeng-dongeng. Kemudian Vatikan memainkan peranan penting dalam menghasud permusuhan terhadap agama Islam melalui para misionaris dan delegasi yang berkeliling ke daerah-daerah yang selalu menjadi rebutan dan setelah itu mereka menetap di sana …. Cerita ini dibeberkan oleh Syeikh setelah ia keluar dari agama Kristen dan masuk ke dalam agama Islam.
Barangkali kita bertanya-tanya, apakah di sana ia pernah di ajak untuk masuk Islam padahal ia termasuk seorang pendeta terkemuka ?
Ada beberapa faktor yang membuatnya tersadar dari kelalaian yang selama ini selalu mengiringi kehidupannya, di antaranya masa pergaulannya dengan kaum muslimin. Faktor faktor tersebut telah menyingkap cahaya petunjuk Ilahi, sehingga ia berada di tengah-tengah pertentangan antara keinginan gereja dan gejolak hatinya untuk menyingkap hakekat (kebenaran Islam). Dan akhirnya pada tahun 1976 ia mengumumkan keislamannya di hadapan mufti Sudan ketika itu, syeikh al-Faqih 'Awdhullah Shalih.
Di samping hakekat (kebenaran Islam), ia juga merasakan pergaulan yang harmonis yang diperolehnya dari kaum muslimin di negeri tersebut, baik itu berasal dari kalangan pejabat maupun dari rakyat jelata, terutama dari para mahasiswa yang pernah belajar darinya di sekolah Kambuni, di antaranya seorang mahasiswa yang sekarang menjabat sebagai wakil ketua konsulat Sudan di Jeddah, Kemal Ahmad Fadhal dan masih banyak lagi yang lainnya yang sekarang memegang tampuk pimpinan dinas sipil dan militer Sudan.

Tindakan Gereja dan Keluarga atas Keislamannya

Mula-mula ia menyembunyikan keislamannya karena khawatir diketahui oleh keluarganya. Jadilah ia seorang muslim yang menyembunyikan keislamannya sampai pada waktu yang menurutnya cocok, agar diri dan keluarganya terhindar dari mara bahaya yang akan dijumpainya. Akhirnya setelah segala rintangan yang menyebabkannya menyembunyikan keislamannya telah sirna, ia memberanikan diri untuk mengumumkan keislamannya, namun hal ini membuat gereja katolik di Sudan terkejut dan tidak menyetujui keislamannya tersebut. Di lain pihak, gereja berusaha menyembunyikan kabar ini, agar tidak sampai terdengar oleh khalayak ramai di seluruh dunia, karena mereka tidak ingin tersiar kabar bahwa seorang pendeta terkemuka di Sudan telah masuk Islam, agar Vatikan dan agama Kristen tidak merasa sangat terpukul atas kejadian ini dan ia tidak menjadi contoh dan ajakan bagi saudara-saudaranya di Italia untuk masuk ke dalam agama Islam.

Perubahan yang Dirasakan setelah Menjadi Seorang Muslim

Perubahan yang dirasakannya dalam kehidupan ini setelah menjadi seorang muslim di antaranya : ia dapat meninggalkan berbagai macam minuman keras dan berakohol, ia merasakan ketenangan dalam dirinya dan menemukan kedamaian dalam Islam. Sewaktu mengerjakan shalat ia merasakan adanya kekuatan ruhiyyah dan kekuatan badaniyyah yang belum pernah dinikmatinya sewaktu ia memeluk agama Kristen.

Setahun setelah memeluk agama Islam, ia berjumpa dengan Duta Besar Arab Saudi untuk Republik Sudan dan melalui bantuannya ia dapat mengunjungi Kerajaan Saudi Arabia untuk menunaikan ibadah haji dan umroh, di samping ia juga mendapatkan pekerjaan di Rabithah Alam Islami pada divisi penelitian, pengkajian dan penerjemahan sampai ia menyelesaikan masa tugasnya dan menjalani masa pensiun. Setelah mengalami masa yang penuh dengan subsidi dan pekerjaan, ia dapat memperoleh pengetahuan tentang ilmu-ilmu keislaman, manhaj dakwah dan lain-lain.


· sumber: Koran al-Nadwah, edisi ke 12844.
Diterjemahkan oleh: Muslim M. Daud, Lc.





Tidak ada komentar:

Posting Komentar